BERBEDA-BEDA TAPI SATU
Berketepatan hari libur umum tanggal 15 Oktober
2013 kaum ibu GMI nugerah Medan mengadakan wisata rohani. Sudah menjadi suatu
kebiasaan pada seluruh seksi yang ada di GMI Anugerah Medan melakukan ibadah
retreat. Tujuan kegiatan retreat untuk pemantapan pembangunan keragaman jemaat menjadi satu dengan sasaran
secara khusus adalah Persekutuan Wanita Methodist Indonesia Jemaat Anugerah
Medan. Lokasi retreat di Pantai Gotong Royong – Pancur Batu, ± 30 km dari kota
Medan. Seluruh acara di pimpin seksi kerohanian oleh Ibu Dr. Risma Sinaga,
pembawa firman : Ibu Pdt. Anny Sitorus, pembawa ceramah : Ibu Dra. Juliana
Tobing, MM. dan doa pembuka acara di pimpin oleh Pimpinan Jemaat Pdt. Jonter
Rumahorbo, S.Th.
asyk mendengarkan ceramah
Setiap orang pasti memiliki keinginan yang
berbeda terhadap makanan buah dan itu menurut selera masing-masing, contoh ada
yang suka buah manggis tapi yang lain tidak suka manggis namun suka buah
durian. Ada juga orang yang memiliki kelebihan dan ada orang yang memiliki kekurangan,
demikian pula kita temui di masyarakat ada bermacam suku, budaya, warna kulit,
tingkat pendidikan, tingkat sosial. Apakah kita harus memandang rupa-rupa itu
dari sudut pandang yang berbeda ? kalau saya suka pepaya lalu haruskah
dipaksakan orang lain turut dengan keinginan saya ? apa kata mereka yang tidak
suka pepaya ? demikian ilustrasi khotbah Ibu Pdt Anny Sitorus dengan dasar
firman dari I Korintus 12 : 12-31. Jemaat Tuhan di Korintus, ketika Paulus
melihat adanya perpecahan yang dipicu munculnya perbedaan di tubuh pelayanan
mereka. Secara khusus hendaknya dalam komunitas PWMI GMI Anugerah Medan kiranya
tidak lebih dominan memandang perbedaan dalam jemaat Tuhan, apalagi dalam
jemaat kita terdiri dari ragam etnis dan budaya. Ibu Pdt. Anny dengan gamblang
mengupas boleh beragam tapi harus menjadi satu seperti yang sudah dibangun
selama ini oleh Gereja kita. Bagaimana pandangan kita bila ada terjadi dalam
gereja, orang yang memiliki kelebihan selalu memandang orang yang memiliki
kekurangan dengan pandangan rendah dan atau mereka yang memiliki kekurangan
memandang orang yang memiliki kelebihan pasti akan minder dan menjauh dari
mereka. Oleh karena itu bangunlah persaudaraan diantara sesama kita, Tuhan
Yesus datang ke dunia ini bukan mencari perbedaan melainkan membangun kasih
persaudaraan, saling bertolong-tolonganlah kamu satu dengan yang lain.
Disamping santapan rohani kaum ibu juga
menerima ceramah yang dibawakan oleh Ibu Dra. Juliana Tobing, MM dengan judul :
Membangun Kesatuan Dalam Kristus. Dalam
ceramahnya mengupas dua pandangan yaitu 1. Cara hidup jemaat mula-mula dengan
dasar firman Kisah Para Rasul 2 : 41-47 dan 2. Nasihat Paulus dengan dasar
firman Efesus 4 : 1-16.
Ibu Dra. Juliana Tobing, MM memberikan
pandangannya bahwa seksi PWMI dan bahkan tiap jemaat sangat perlu membangun dan
memelihara kesatuan sebagai suatu kebutuhan dalam hidup berjemaat di gereja.
Berinteraksi antara satu dengan lainnnya dengan saling mempercayai dan
memotivasi cara hidup kristiani akan memberikan nuansa kebersamaan dan
harmonisasi untuk tujuan menjadi saksi dan memberitakan Injil Kristus.
Bagaimana cara jemaat agar nuansa kebersamaan dan harmonisasi kesatuan itu
tetap hidup sebagai suatu kebutuhan bagi umat kristiani ? jawabnya jadilah menjadi teladan bagi orang lain.
Menurut Ibu Dra. Juliana Tobing, MM untuk
menjadi teladan bagi orang lain harus mampu melakukan hal-hal seperti berikut :
1. bertekun dalam pengajaran dan persekutuan,
artinya dengan firman Tuhan harus menjadi dasar kehidupan jemaat, sehingga
memiliki iman yang teguh.
2. suka berkumpul dan berdoa, berkumpul bukan
membicarakan kekurangan orang lain tetapi saling menguatkan dan berdoa untuk
membangun persekutuan dengan Tuhan.
3. hidup dalam kebersamaan, kebersamaan akan
menciptakan keperdulian sesama.
4. menikmati hidup dengan penuh sukacita
dengan hati yang tulus.
5. jangan berpikir untuk membuat perbedaan
ditengah jemaat yang sudah diikat dengan talikasih oleh Tuhan bagi kita.
6. harus berpandangan teguh dalam pengajaran
firman Tuhan , agar kita tidak mudah diombang-ambingkan rupa-rupa pengajaran
palsu.
7. suka memberitakan kebenaran dalam kasih
Tuhan.
bermain kelereng
Usai makan siang kegiatan dilanjutkan
dengan permainan kuis yang dipandu oleh Ibu Dr. Risma Sinaga. Kegiatan permainan dimulai dengan membagi peserta
dengan empat kelompok dengan nama tokoh dalam Alkitab seperti Abraham, Musa,
Paulus dan Yohanes. Sebagai juara I adalah kelompok Abraham dengan jumlah nilai
1.905, juara II adalah kelompok Paulus dengan jumlah nilai 1.670, juara III
adalah kelompok Musa dengan jumlah nilai 1.230 dan juara IV adalah kelompok
Yohanes dengan jumlah nilai 1.110 secara khusus kelompok Yohanes adalah kaum
wanita yang muda yang belum berkeluarga.
Team juri yang dipilih adalah Pdt. Jonter Rumahorbo, S.Th, Pdt. Anny Sitorus
dan Drs. E.P. Manurung.
Laporan : Drs. E. P. Manurung - Pancurbatu, 15 Oktober 2013
Laporan : Drs. E. P. Manurung - Pancurbatu, 15 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar