Rabu, 23 Oktober 2013



BERBEDA-BEDA TAPI SATU


Berketepatan hari libur umum tanggal 15 Oktober 2013 kaum ibu GMI nugerah Medan mengadakan wisata rohani. Sudah menjadi suatu kebiasaan pada seluruh seksi yang ada di GMI Anugerah Medan melakukan ibadah retreat. Tujuan kegiatan retreat untuk pemantapan pembangunan keragaman jemaat menjadi satu dengan sasaran secara khusus adalah Persekutuan Wanita Methodist Indonesia Jemaat Anugerah Medan. Lokasi retreat di Pantai Gotong Royong – Pancur Batu, ± 30 km dari kota Medan. Seluruh acara di pimpin seksi kerohanian oleh Ibu Dr. Risma Sinaga, pembawa firman : Ibu Pdt. Anny Sitorus, pembawa ceramah : Ibu Dra. Juliana Tobing, MM. dan doa pembuka acara di pimpin oleh Pimpinan Jemaat Pdt. Jonter Rumahorbo, S.Th.


 

    asyk mendengarkan ceramah



Setiap orang pasti memiliki keinginan yang berbeda terhadap makanan buah dan itu menurut selera masing-masing, contoh ada yang suka buah manggis tapi yang lain tidak suka manggis namun suka buah durian. Ada juga orang yang memiliki kelebihan dan ada orang yang memiliki kekurangan, demikian pula kita temui di masyarakat ada bermacam suku, budaya, warna kulit, tingkat pendidikan, tingkat sosial. Apakah kita harus memandang rupa-rupa itu dari sudut pandang yang berbeda ? kalau saya suka pepaya lalu haruskah dipaksakan orang lain turut dengan keinginan saya ? apa kata mereka yang tidak suka pepaya ? demikian ilustrasi khotbah Ibu Pdt Anny Sitorus dengan dasar firman dari I Korintus 12 : 12-31. Jemaat Tuhan di Korintus, ketika Paulus melihat adanya perpecahan yang dipicu munculnya perbedaan di tubuh pelayanan mereka. Secara khusus hendaknya dalam komunitas PWMI GMI Anugerah Medan kiranya tidak lebih dominan memandang perbedaan dalam jemaat Tuhan, apalagi dalam jemaat kita terdiri dari ragam etnis dan budaya. Ibu Pdt. Anny dengan gamblang mengupas boleh beragam tapi harus menjadi satu seperti yang sudah dibangun selama ini oleh Gereja kita. Bagaimana pandangan kita bila ada terjadi dalam gereja, orang yang memiliki kelebihan selalu memandang orang yang memiliki kekurangan dengan pandangan rendah dan atau mereka yang memiliki kekurangan memandang orang yang memiliki kelebihan pasti akan minder dan menjauh dari mereka. Oleh karena itu bangunlah persaudaraan diantara sesama kita, Tuhan Yesus datang ke dunia ini bukan mencari perbedaan melainkan membangun kasih persaudaraan, saling bertolong-tolonganlah kamu satu dengan yang lain.

Disamping santapan rohani kaum ibu juga menerima ceramah yang dibawakan oleh Ibu Dra. Juliana Tobing, MM dengan judul : Membangun Kesatuan Dalam Kristus. Dalam ceramahnya mengupas dua pandangan yaitu 1. Cara hidup jemaat mula-mula dengan dasar firman Kisah Para Rasul 2 : 41-47 dan 2. Nasihat Paulus dengan dasar firman Efesus 4 : 1-16.

Ibu Dra. Juliana Tobing, MM memberikan pandangannya bahwa seksi PWMI dan bahkan tiap jemaat sangat perlu membangun dan memelihara kesatuan sebagai suatu kebutuhan dalam hidup berjemaat di gereja. Berinteraksi antara satu dengan lainnnya dengan saling mempercayai dan memotivasi cara hidup kristiani akan memberikan nuansa kebersamaan dan harmonisasi untuk tujuan menjadi saksi dan memberitakan Injil Kristus. Bagaimana cara jemaat agar nuansa kebersamaan dan harmonisasi kesatuan itu tetap hidup sebagai suatu kebutuhan bagi umat kristiani ? jawabnya jadilah menjadi teladan bagi orang lain.

Menurut Ibu Dra. Juliana Tobing, MM untuk menjadi teladan bagi orang lain harus mampu melakukan hal-hal seperti berikut :
1.      bertekun dalam pengajaran dan persekutuan, artinya dengan firman Tuhan harus menjadi dasar kehidupan jemaat, sehingga memiliki iman yang teguh.
2.      suka berkumpul dan berdoa, berkumpul bukan membicarakan kekurangan orang lain tetapi saling menguatkan dan berdoa untuk membangun persekutuan dengan Tuhan.
3.      hidup dalam kebersamaan, kebersamaan akan menciptakan keperdulian sesama.
4.      menikmati hidup dengan penuh sukacita dengan hati yang tulus.
5.      jangan berpikir untuk membuat perbedaan ditengah jemaat yang sudah diikat dengan talikasih oleh Tuhan bagi kita.
6.      harus berpandangan teguh dalam pengajaran firman Tuhan , agar kita tidak mudah diombang-ambingkan rupa-rupa pengajaran palsu.
7.      suka memberitakan kebenaran dalam kasih Tuhan.


 bermain kelereng

Usai makan siang kegiatan dilanjutkan dengan permainan kuis yang dipandu oleh Ibu Dr. Risma Sinaga. Kegiatan  permainan dimulai dengan membagi peserta dengan empat kelompok dengan nama tokoh dalam Alkitab seperti Abraham, Musa, Paulus dan Yohanes. Sebagai juara I adalah kelompok Abraham dengan jumlah nilai 1.905, juara II adalah kelompok Paulus dengan jumlah nilai 1.670, juara III adalah kelompok Musa dengan jumlah nilai 1.230 dan juara IV adalah kelompok Yohanes dengan jumlah nilai 1.110 secara khusus kelompok Yohanes adalah kaum wanita yang  muda yang belum berkeluarga. Team juri yang dipilih adalah Pdt. Jonter Rumahorbo, S.Th, Pdt. Anny Sitorus dan Drs. E.P. Manurung.
 Laporan : Drs. E. P. Manurung - Pancurbatu, 15 Oktober 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar